Advertisement With Us

Dua Sisi Menggoda Imajinasi

Lukisan berjudul ”Cerita dan Bayanganku” karya Rotua Magdalena Pardede, Jumat (14/6/2024). Karya ini ditampilkan di dalam pameran lukisan Dua Sisi di Pop-Up Galeri Talenta di Plaza Indonesia, Jakarta. Pameran berlangsung 14-30 Juni 2024. [Kompas/Ignatius Nawa Tunggal]

Oleh: Ignatius Nawa Tunggal

Sebuah lukisan bisa meniadakan makna tunggal. Penikmatnya diajak bebas menangkap daya tersembunyi atau diajak berselancar menelaah dengan kekuatan imajinasi masing-masing.

Meraih dua sisi pemaknaan menjadi sangatlah memungkinkan, bahkan bisa lebih dari sekadar dua tafsir itu. Begitu pula, bagi daya kreativitas seniman penciptanya. Obyek yang menggiring makna tunggal juga sudah tidak lagi dikejar.

”Seperti lukisan yang saya beri judul, ’Salahkan Rembulan’, itu mengandung obyek dengan dua sisi. Ada gambar sepasang kekasih di lukisan itu mungkin saja sedang berkencan, tetapi bisa juga sedang ada perpecahan di antara mereka sehingga salahkan saja sang rembulan,” ujar perupa Ika W Burhan ketika dihubungi di Bogor, Sabtu (15/6/2024).

Ika menjadi salah satu peserta pameran seni rupa bertajuk, Dua Sisi, di Pop-Up Galeri Talenta yang ada di Plaza Indonesia, Jakarta. Pameran dibuka pada malam sebelumnya oleh Wisnu Nugroho, Pemimpin Redaksi Kompas.com.

Pameran Dua Sisi ini berlangsung hingga 30 Juni 2024. Selain Ika, empat peserta berikutnya meliputi Maria Tiwi, Pardoli Fadli, Parsono, dan Rotua Magdalena Pardede.

Seri lukisan berjudul ”Tergerus Zaman” karya Parsono, Jumat (14/6/2024). Karya-karya ini ditampilkan di dalam pameran lukisan<i> Dua Sisi</i> di Pop-Up Galeri Talenta, di Plaza Indonesia, Jakarta. Pameran berlangsung 14-30 Juni 2024.
Seri lukisan berjudul ”Tergerus Zaman” karya Parsono, Jumat (14/6/2024). Karya-karya ini ditampilkan di dalam pameran lukisan Dua Sisi di Pop-Up Galeri Talenta, di Plaza Indonesia, Jakarta. Pameran berlangsung 14-30 Juni 2024.

Hilmi Faiq sebagai penulis kuratorial pameran ini mengetengahkan persoalan dua sisi sebagai dua kutub cara ungkap cinta oleh para seniman peserta. Sisi pertama, cinta yang diekspresikan sebagai energi untuk menikmati hidup, sumber inspirasi, mengagumi keindahan, hingga membayangkan hidup setelah hidup. Sisi yang kedua, energi cinta menguar sebagai bahan bakar untuk menggugat, memprotes, dan mempertanyakan realitas yang makin jauh dari cinta.

Di dalam kerangka dua sisi tersebut, Ika meningkahi dengan kompleksitas narasi yang diimbuhi absurditas obyek lain. Di dalam lukisan ”Salahkan Rembulan”, narasi utamanya sepasang kekasih bertemu. Mereka duduk di kursi dengan saling berhadapan. Di atas meja lingkaran ada champagne glass atau gelas yang ada batang pegangan di bagian bawah berisikan anggur merah.

Rembulan selama ini menghadirkan sisi romantisme. Akan tetapi, dengan judul lukisan, ’Salahkan Rembulan’, saya ingin mengajak penikmat karya ini menafsirkan yang lain.

Ika tidak ingin memastikan, apakah mereka sedang berkencan atau justru sebaliknya, ingin saling berpisah. Rembulan malam yang selalu diasosiasikan dengan romantisisme tidak selamanya mengiringi cinta yang bersemi.

Rembulan di malam hari bisa menawarkan malam menjadi terang, begitu pula ada saatnya malam tetap gelap gulita. Ika menyajikan beragam sudut pandang. Apalagi, judul lukisan yang diberikan, ”Salahkan Rembulan”. Ia mengajak penikmatnya menggunakan segenap imajinasinya untuk menjawab, mengapa rembulan harus dipersalahkan.

”Rembulan selama ini menghadirkan sisi romantisisme. Akan tetapi, dengan judul lukisan, ’Salahkan Rembulan’, saya ingin mengajak penikmat karya ini menafsirkan yang lain,” kata Ika.

Kegelapan tidak membunuh

Ika memainkan dua sisi berikutnya berupa kegelapan yang bisa menutup dan menyelimuti segala benda di sekitarnya menjadi hitam pekat. Di antaranya, kegelapan oleh malam.

Lukisan berjudul ”Perempuan dalam 3 Banua” karya Rotua Magdalena Pardede, Jumat (14/6/2024). Karya ini ditampilkan di dalam pameran lukisan<i> Dua Sisi </i>di Pop-Up Galeri Talenta, di Plaza Indonesia, Jakarta. Pameran berlangsung antara 14-30 Juni 2024.

Lukisan berjudul ”Perempuan dalam 3 Banua” karya Rotua Magdalena Pardede, Jumat (14/6/2024). Karya ini ditampilkan di dalam pameran lukisan Dua Sisi di Pop-Up Galeri Talenta, di Plaza Indonesia, Jakarta. Pameran berlangsung antara 14-30 Juni 2024. [Kompas/Ignatius Nawa Tunggal]

Ika menyematkan judul di lukisan berikutnya, ”Dark doesn’t Kill The Color” atau ”Kegelapan Tidak Membunuh Warna”. Di dalam lukisan itu Ika mengambil obyek suasana perkotaan di tengah malam dengan langit yang gelap. Suasana perkotaan dengan bangunan-bangunan tinggi yang berwarna-warni. Meski tengah malam, bangunan-bangunan itu tidak diselimuti kegelapan karena jendela-jendelanya menguarkan cahaya terang.

”Di situlah malam tidak memberikan kegelapan yang membunuh warna,” ujar Ika.

Melalui karya itu, Ika menawarkan sebuah metafora kegelapan sebagai simbol kejahatan, sedangkan warna-warni sebagai simbol kebenaran. Dengan menempatkan judul ”Kegelapan Tidak Membunuh Warna”, Ika menegaskan, kejahatan tidak pernah mengalahkan kebenaran. Kejahatan tidak akan pernah membunuh kebenaran.

”Kemudian lukisan yang saya beri judul, ’Nonton Pameran’, ada satu figur perempuan yang menengok ke belakang. Ia seperti bertanya, apakah kita mengetahui makna dari suatu pameran yang sedang ditonton?” ujar Ika.

Ika ingin menyampaikan, dalam suatu pameran seni tidak bisa diharapkan semuanya memahami hal yang sama. Bahkan, tidak jarang ada yang sama sekali tidak memedulikan tentang makna. Memperoleh rasa keindahan dari suatu pameran seni sudahlah cukup bagi mereka.

Lukisan karya Maria Tiwi berjudul ”Warrior” (kiri) dan ”Red Aura”, Jumat (14/6/2024). Karya-karya ini ditampilkan di dalam pameran lukisan <i>Dua Sisi </i>di Pop-Up Galeri Talenta, di Plaza Indonesia, Jakarta. Pameran berlangsung 14-30 Juni 2024.

Lukisan karya Maria Tiwi berjudul ”Warrior” (kiri) dan ”Red Aura”, Jumat (14/6/2024). Karya-karya ini ditampilkan di dalam pameran lukisan Dua Sisi di Pop-Up Galeri Talenta, di Plaza Indonesia, Jakarta. Pameran berlangsung 14-30 Juni 2024. [Kompas/Igantius Nawa Tunggal]

Dunia makna bagi seniman ternyata tetaplah yang utama meski hal itu tidak bisa dipaksakan kepada publik penikmatnya. Seniman peserta lainnya, Rotua Magdalena Pardede, menghadirkan dunia makna dari lingkup tradisi leluhurnya, Batak.

Salah satu lukisan karya Rotua berjudul, ”Perempuan dalam 3 Banua”, ingin mengedepankan adanya pemahaman masyarakat Batak tentang banua atau dunia atas, tengah, dan bawah.

”Manusia memiliki fase kelahiran sebagai dunia atas, hidup sebagai dunia tengah, dan kematian sebagai dunia bawah. Dulu, ada banyak pamali yang bertujuan untuk menjaga keseimbangan tiga banua ini,” kata Rotua.

Narasi pada masa dulu tentang menjaga keseimbangan tiga banua terhubung dengan lukisan Rotua berikutnya yang berjudul, ”Cerita dan Bayanganku”. Rotua menempelkan foto kenangan rumah masa lalunya di bidang kanvas tersebut. Kemudian ia melukis figur perempuan dan cermin oval.

Rotua mengiaskan cermin itu untuk menghadirkan bayangan masa lalu. Baginya, kehidupan manusia tidak boleh terpisahkan dengan kehidupan masa lalu, kehidupan yang sebelumnya.

Selanjutnya, lukisan karya Rotua berjudul ”Mimpi Sang Penari”. Rotua menandaskan setiap orang itu penari kehidupan. Setiap orang berhak pula mengejar mimpi-mimpinya.

Ada satu lagi lukisan Rotua yang diberi judul ”Dalamnya Samudera”. Melalui karya ini, Rotua berbicara tentang dunia sebagai samudra yang harus diarungi.

Rotua menampilkan empat lukisan tersebut. Kempat-empatnya seperti memiliki alur cerita yang bisa saling terhubung.

Obyek dua sisi

Ada obyek lukisan peserta lain yang menggali dua sisi kehidupan. Perupa Parsono menampilkan lukisan-lukisan itu, lukisan yang memiliki posisi saling berhadap-hadapan. Ia menuangkan ke dalam lukisan seri berjudul ”Tergerus Zaman #1–3”.

Lukisan berjudul ”Salahkan Rembulan” karya Ika W Burhan, Jumat (14/6/2024). Karya ini ditampilkan di dalam pameran lukisan <i>Dua Sisi</i> di Pop-Up Galeri Talenta di Plaza Indonesia, Jakarta. Pameran berlangsung 14-30 Juni 2024.
IGNATIUS NAWA TUNGGAL

Lukisan berjudul ”Salahkan Rembulan” karya Ika W Burhan, Jumat (14/6/2024). Karya ini ditampilkan di dalam pameran lukisan Dua Sisi di Pop-Up Galeri Talenta di Plaza Indonesia, Jakarta. Pameran berlangsung 14-30 Juni 2024.

Lukisan seri pertama melukiskan kontradiksi perumahan atau gubuk masyarakat miskin yang ada di tengah bangunan-bangunan pencakar langit di perkotaan. Seri kedua, berkisah tentang lahan pertanian yang beralih fungsi untuk industri.

Seri ketiga, berkisah tentang secuil bidang sawah ada di tengah kota dan terimpit permukiman warga. Parsono menghadirkan persoalan dua sisi kehidupan yang ironi, dua sisi yang kontras.

Dua peserta berikutnya, perupa Maria Tiwi dan Pardoli Fadli. Mereka membebaskan diri dengan karya-karya yang tidak mengejar makna dua sisi. Karya-karya lukisan mereka tentang ketubuhan perempuan dan momentum yang menebar kisah personal.

SUMBER: https://umkm.kompas.com/read/2024/06/17/160000883/perjalanan-sisi-menjadi-seniman-kini-buka-wisata-edukasi-imah-keramik

Bagikan:

Posting Komentar