Advertisement With Us

RUPA

GERAK

BUNYI & KATA

Artikel Terbaru

Mesti Beradaptasi dengan Zaman

Juli 11, 2024


Uncertain Journey, karya Chiharu Shiota yang dipamerkan di Museum MACAN. [tempo.co]

Ratusan pengelola museum di Indonesia yang tergabung dalam Asosiasi Museum Indonesia (AMI) berkumpul di Yogyakarta pada Rabu 10 Juli 2024. Dalam pertemuan itu diungkap sejumlah penyebab sepinya kunjungan wisata ratusan museum di Indonesia meski pandemi Covid-19 telah berakhir.

"Dari data kami dari total 442 museum yang dikelola pemerintah, perguruan tinggi maupun swasta di Indonesia, pasca Covid-19 ini ada 155 museum yang mengalami masalah," kata Penasihat Indonesia Museum Award Dwi Suryo Indroyono Soesilo dalam forum itu.

Dari museum yang mengalami masalah internal itu, bahkan beberapa di antaranya harus berhenti beroperasi karena tak mampu memobilisasi dana dan sulit berkembang karena persoalan sumber daya manusia.

Museum masuk kurikulum pendidikan

Indroyono menuturkan, kunjungan ke museum sebenarnya tak hanya persoalan wisata semata. Melainkan bisa menjadi bagian implementasi atau masuk kurikulum pendidikan. Ia pun merujuk Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang membuka peluang siswa belajar di luar kelas. Sayangnya peraturan itu belum ada turunannya, juga anggarannya.

"Sebenarnya ada peluang menggunakan sisa anggaran dana BOS (biaya operasional sekolah) untuk mendukung sekolah-sekolah mengajak siswa mengunjungi museum ini," kata Indroyono dalam event yang digelar Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan dengan Komunitas Jelajah itu.

Terkait kunjungan wisatawan mancanegara, Indroyono menambahkan Indonesia bisa belajar dari Museum Louvre di Prancis yang menyimpan lukisan legendaris Monalisa. Setiap tahun, museum itu dikunjungi 7 juta wisatawan. Contoh lain adalah Museum Vatikan di Roma, Italia, yang juga dikunjungi jutaan pengunjung tiap tahun di mana ada ruang pamer khusus berbagai hal tentang Indonesia.

"Orang luar negeri saat mencari informasi destinasi Indonesia di internet, yang keluar pertama itu tagline Wonderful Indonesia, namun sayangnya database museum kita tidak tercantum dalam tautan Kementerian Pariwisata," kata Indroyono.

Beradaptasi dengan zaman

Sederet museum Indonesia yang bertahan pasca Covid-19, ujar Indroyono, adalah mereka yang bisa beradaptasi dengan zaman, dengan sasaran anak muda. Di antara museum itu adalah Museum Macan di Jakarta, Museum Lokananta di Solo, juga Museum Vredeburg di Yogyakarta.

Dalam kesempatan itu Guru Besar Departemen Teknik Arsitektur dan Perencanaan Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Wiendu Nuryanti menuturkan, museum bisa menjadi ruang dalam pembentukan karakter seseorang.

Museum tak sekedar menjadi tempat paling tepat untuk mencari sumber informasi kesejarahan peradaban manusia.

"Objek di dalam museum berguna sebagai sarana pembelajaran pemahaman suatu sejarah, bagaimana belajar mengimajinasi dan merekonstruksikan suatu peristiwa di masa lampau," kata Wiendu dalam event menyambut Road to Indonesia Museum Awards (IMA) 2024 itu.

Wiendu yang juga Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan 2011-2014 itu menambahkan, dari sifatnya itulah museum bisa disebut sumber pendidikan karakter. Itu sebabnya museum harus bisa menjadi institusi budaya yang dinamis agar bertahan di tiap zaman.

"Museum harus mampu berkomunikasi dengan lintas generasi. Misalnya memberi fasilitas Wifi, karena saat ini generasi native, digital, dia harus membuka diri terhadap ide-ide terkini, menjadi bagian ekosistem kebudayaan," ungkap Wiendu.

Kehadiran teknologi menjadi sangat penting untuk menghadirkan nilai yang ada di dalam museum.

"Pelan-pelan museum harus lahir kembali, menghadirkan kekinian dalam koleksi yang dimiliki. Ini menjadi sangat penting agar museum tetap relevan dikunjungi," kata dia.

Adapun Asisten Deputi Pemajuan dan Pelestarian Kebudayaan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Andre Notohamijoyo menuturkan sudah bukan masanya museum hanya sebagai tempat menyimpan benda bersejarah masa lalu. Museum harus bisa mengkreasi berbagai event yang mendukung mobilitas kunjungan secara aktif sehingga ada interaksi dengan masyarakat.

"Peranan museum perlu diperkuat agar apa yang ada di dalamnya menjadi sumber belajar sejarah, sumber penelitian, dan sumber inspirasi di masa depan," kata dia.

 SUMBER: tempo.co


Daniel Radcliffe Menerima Tony Awards

Juni 19, 2024

Daniel Radcliff dalam film 'The Woman in Black'. screencrave.com

Aktor Daniel Radcliffe meraih Tony Awards perdana yang juga nominasi pertamanya, menurut laporan Variety, dikutip Antara. "Pada Tony Awards tahunan ke-77, Daniel Radcliffe memenangkan penghargaan untuk penampilan terbaik oleh aktor unggulan dalam musikal untuk perannya sebagai Charley Kringas, penulis lirik dan sahabat Franklin Shepard (diperankan oleh Jonathan Groff)," demikian laporan tersebut, Senin, 17 Juni 2024.

Tony Awards merupakan penghargaan teater Amerika yang diberikan The American Theatre Wing dan The League of American Theatres and Producers untuk karya-karya produksi dan penampilan di Broadway.

Tentang Tony Awards

Tony Awards penghargaan tahunan yang diberikan untuk menghormati pencapaian di bidang teater Broadway. Diadakan di New York City, acara ini merupakan perayaan besar yang menampilkan pertunjukan musik dan tarian. 

Dikutip dari American Theatre Wing, sejak pertama kali diadakan pada 1947, Tony Awards telah menjadi penghargaan bergengsi dalam dunia teater Broadway. Ini melambangkan pencapaian tertinggi dalam teater komersial berbahasa Inggris. 

Tony Awards merayakan Broadway melalui 24 kategori penghargaan yang mengakui pencapaian para pemain, sutradara, produksi, dan lainnya.

Penghargaan ini dinamai sesuai dengan Antoinette Tony Perry, seorang pionir dalam perkembangan teater Amerika. Disiarkan langsung di CBS sejak 1978, Tony Awards membantu memvalidasi teater Amerika dengan menjangkau banyak penonton.

Tony Awards tetap menjadi penghargaan tertinggi di Broadway sebagai bentuk seni yang relevan dan tidak lekang oleh waktu. Tahun 2024, menandai acara Tony Awards yang termasuk beberapa kemenangan bersejarah bagi para aktor dan aktris yang menerima penghargaan untuk pertama kalinya. 

Radcliffe terkesan dengan penghargaan tersebut. Dia bilang meski sudah mulai melakukan beberapa hal di panggung seni peran, dia tidak tahu akan memperoleh itu dalam kariernya setelah film Harry Potter berakhir.


"Memainkan satu karakter dalam waktu yang sangat lama akan menimbulkan kecemasan. Aku seperti mendorong diri untuk melakukan hal lain sebanyak mungkin. Jadi ya, aku sedang melakukan itu sekarang," kata Radcliffe.

Radcliffe telah menjadi peran utama dalam delapan judul film Harry Potter sejak seri pertama Sorcerer's Stone (2001) hingga yang terakhir The Deathly Hallows Part 2 (2011). Belakangan dia berperan dalam Weird: The Al Yankovic Story (2022) dan Merrily We Roll Along (2023).

 

SUMBER: https://seleb.tempo.co/read/1881363/daniel-radcliffe-menerima-tony-awards-mengenali-penghargaan-ini

 


Membangkitkan Kembali Batik Lukis

Juni 17, 2024

Wakil Bupati Bantul Joko Purnomo dan Ketua PPBI Sekar Jagad Afif Syakur melihat karya batik lukis usai pembukaan Contemporary Batik Painting Art Exhibition Canting Kencono Gembrojog Tanpo Laraban, di Galeri Joko Batik, Sabtu, 5 Juli 2024. [yogyapos/Yuliantoro]

Setelah nyaris ‘tenggelam’ selama puluhan tahun, delapan pelukis Yogyakarta membangkitkan kembali kreasi karya batik lukis. Mereka melakukan aksi nyata dengan menggelar Contemporary Batik Painting Art Exhibition Canting Kencono Gembrojog Tanpo Laraban, di Galeri Joko Batik, RT 04, Tarudan Kapanewon, Sewon, Bantul, Yogyakarta. 

Pameran yang dibuka Wakil Bupati Bantul Joko Purnomo dan Ketua Paguyuban Pecinta Batik Indonesia (PPBI) Sekar Jagad Afif Syakur, berlangsung Sabtu, 15 Juni 2024, itu akan dilangsungkan hingga 5 Juli 2024.


Ketua PPBI Sekar Jagad Afif Syakur tak bisa menyebunyikan kebanggaannya atas  pameran delapan seniman perupa ini. “Puluhan tahun batik lukis tenggelam. Terakhir batik tulis itu eksis tahun 1990 an,” kata Afif Syakur dalam pidato openingnya.

 

Ia mengatakan, batik tulis muncul tahun 1970 an dan pertama kali dikenalkan melalui Banjar Barong. Sementara di masyarakat dikenalkan melalui batik Tamansari.  “Batik tulis pernah mengalami masa kejayaan di masa Pak Amri Yahya tahun 1980 an. Setelah beliau meninggal dunia tahun 2004, batik tenggelam,” ujarnya lagi. 

Dalam kesempatan itu, Afif Syakur juga memberikan ide untuk mengembangkan batik lukis. Bahkan akan memberi inspirasi membuat festival kontemporer lukis batik. Menurut dia, batik tidak sekedar fashion namun lebih dari itu. Batik bisa diwujudkan dengan bentuk lukisan batik tulis kontemporer. “Selama ini lukisan hanya dengan kanvas acrylic atau oil. Ternyata melukis juga bisa dilakukan dengan lukis batik,” tuturnya.


Sementara, Wakil Bupati Bantul Joko B Purnomo tak menyangka kalau Bantul memiliki banyak seniman batik lukis. "Ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi bagi pemerintah Kabupaten Bantul. Insya Allah tidak lama lagi, Bantul akan menggelar festival batik tulis,” tegas Joko.


Salah satu lukisan batik karya Amri Yahya (1934-2004) koleksi Galeri Nasional. [kemendikbud.go.id/kebudayaan]


Batik, secara etimologi diambil dari kata ‘ambatik’. Dalam bahasa Jawa “amba” berarti menulis dan ‘tik’ yang berarti titik kecil, tetesan, atau membuat titik. Jadi, batik adalah menulis atau membuat titik.

 

Panitia Penyelenggara Chamit Arang mengatakan batik begitu melekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Karena sudah terpatri citra dan identitas nasional Indonesia, tak ayal batik dinyatakan sebagai salah satu national branding Indonesia. "Terlebih sejak 2 Oktober 2009 di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, UNESCO telah menetapkan batik sebagai Intangible Cultural Heritage of Humanity (Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Non-bendawi)," kata Chamit.


Sementara itu, delapan perupa dalam Exhibition ini ingin mencoba mengembangkan batik ke dalam tehnik lukis yang tergabung dalam kelompok "Canting Kencono".  

Delapan perupa yang memamerkan batik lukis itu, terdiri dari Bambang Sukono Wijoyo DarmoChamit ArangDN. KoestoloEka SusetyaningsihJaka BatikPicuk AsmaraRusmanYaya Maria.


SUMBER: https://yogyapos.com/berita-nyaris-tnggelam-puluhan-tahun-batik-lukis-kembali-dibangkitkan-oleh-delapan-seniman-14407

 

 


Wabah Aneh Faisal Tehrani

Juni 17, 2024

Menyinggung lanskap politik Malaysia yang berantakan dengan cara yang menarik dan, bagi mereka yang mengetahuinya, terselubung.

Sebuah wabah aneh menimpa banyak pria di negara (imajiner) Hujung Manani: penis mereka menyusut, mengecil, dan menghilang. Hasilnya, apapun Anda -- seorang kepala honcho (‘Sang Diktator’), bajingan biasa yang mengendarai sepeda motor (‘mat rempits’), seorang detektif polisi pensiunan atau kepala intel -- adalah teror. Apa yang dimulai sebagai kram di perut bagian bawah, di mana kejantanan Anda yang berharga dulu berada, dengan cepat berubah menjadi kekosongan. Etiologinya tidak pasti: beberapa pihak menyalahkan populasi LGBT setempat dan dengan cepat menerapkan main hakim sendiri; yang lain menyalahkan daging babi yang terkontaminasi dan mengecam para peternak babi di Tiongkok. Kekacauan merajalela. Satu-satunya hal yang konstan adalah tidak adanya obat apa pun.

Novel terbaru Faisal Tehrani ini menyinggung lanskap politik Malaysia yang berantakan dengan cara yang menarik dan, bagi mereka yang mengetahuinya, terselubung. Dimulai dengan pembunuhan brutal Sistine – versi fiksi dari Shaariibuugiin Altantuyaa, warga negara Mongolia yang dibunuh yang diduga melibatkan mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak – insiden generatif dalam novel ini bersifat karma: serangkaian insiden yang terjadi secara tiba-tiba di mana laki-laki kehilangan penisnya tepat setelah melakukan tindakan rasis dan seksis, seolah-olah karena kutukan yang dikeluarkan Sistine saat nafasnya yang sekarat. 

Dinamakan berdasarkan penyakit koro yang ada di kehidupan nyata (yang dalam bahasa Melayu berarti 'kepala kura-kura' dan di sini secara khusus mengacu pada ditariknya kura-kura ke dalam cangkang), sebuah khayalan budaya tentang penyusutan penis, kepanikan massal yang disebabkan oleh kutukan Sistine mengungkap dua hal pokok: Kemunafikan moral dan korupsi yang menjalar di Hujung Manani. Dari para pemimpin agama yang bersalah karena melakukan sodomi terhadap anak-anak mereka hingga birokrat rasis yang secara diam-diam menghitung cara paling tepat untuk mengkonsolidasikan kekuasaan, serangan koro secara bertahap mengungkap sejauh mana patriarki, religiusitas, dan kemunafikan mendasari masyarakat lokal.

Sebagai bekas jajahan Perancis, Hujung Manani berbatasan dengan Malaysia, Indonesia, dan Singapura, dan memiliki ekonomi yang berpusat pada plastik – mirip dengan bagaimana Malaysia di dunia nyata dibangun di atas petrocapital dan menjadi importir terbesar sampah plastik global pada tahun 2018. Dengan menggunakan narasi yang cepat, penuh dengan tokoh-tokoh yang berwarna-warni, gaya novel yang terpecah-pecah dengan perubahan perspektif  menyoroti kompleksitas perhitungan politik sebuah negara pascakolonial. 

Novel ini juga menyoroti taktik-taktik sederhana yang digunakan negara-negara dan para pemimpin mereka setelah revolusi: kronisme dan despotisme yang diabadikan melalui ideologi yang dipersenjatai, dalam hal ini fundamentalisme Islam. Meskipun bahasa yang dipakainya pada umumnya kasar dan deskripsinya sering kali vulgar, sehingga melampaui batas bahkan parodi refleksif, nada sinis dan penyertaan elegan analisis sejarah nyata melalui kiasan puitis berfungsi untuk menekankan sikap politik sehari-hari yang membumi dalam budaya rasis: kejantanan.

Inti dari novel ini adalah selera humor dan absurditas yang mengidentifikasi fenomena sosial tertentu dan mikroagresi dalam masyarakat Malaysia saat ini dengan kejelasan yang nyaris dokumenter: penolakan publik terhadap sihir rakyat tetapi juga penggunaannya secara pribadi di kalangan elit; pertunjukan kesalehan agama secara sembarangan sambil menentang, dalam aktivitas lain, di mana prinsip moralnya; menyalahkan komunitas minoritas atas kegagalan struktural dan sosial negara.

Dengan latar belakang yang melelahkan ini, munculnya tokoh-tokoh heroik, meski unik, seperti seorang ilmuwan forensik muda yang mencari kebenaran atas kematian Sistine, seorang politisi wanita lanjut usia dengan julukan 'True Patriot' dan seorang jenderal yang telah menemukan kembali pedoman moralnya berkat perjuangannya: Cintanya pada putrinya membatasi fatalisme yang melekat dalam sindiran politik distopia dan menawarkan momen harapan. 

Kata-kata perpisahan Teheran adalah kutipan dari sejarah: "Saya tidak melihat apa pun kecuali keindahan". Dikaitkan dengan Sayyida Zaynab binti Ali, cucu perempuan Nabi Muhammad, sebagai tanggapan, setelah menjadi sasaran kekejaman yang tak terkatakan, atas pertanyaan seorang lalim yang mempertanyakan keyakinannya. Pada saat ini, penulis melewatkan parodi tersebut untuk mengungkapkan keyakinan yang kuat dan tulus terhadap kemungkinan reformasi politik sebagai tindakan kehendak Tuhan – yang diwujudkan melalui cinta, keberanian, dan masyarakat.


Sebagai pengajar di Universitas Kebangsaan Malaysia, Faisal Tehrani, yang nama sebenarnya Mohd Faisal Musa, juga menulis sejumlah buku dan artikel ilmiah. Salah satunya Post-Islamism Battles Political Islam in Malaysia, sebuah kajian tentang perjuangan gerakan Islam Politik di Malaysia (ISEAS–Yusof Ishak Institute, 2023).